>>> Proses
Produksi Pembuatan Mie Supermi
Mie Instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan
minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas
dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya.Bahan-bahan Pembuatan Mie
diantaranya :
1. Tepung terigu
2. Air
3. Garam
4. Putih telur
5. Lesitin pada kuning telur
Adapun proses produksi
mie instan sabagai berikut :
1. Mixer 1 fungsinya untuk mengaduk campuran bahan baku
yang diperlukan sebagai bahan dasar
2. Mixer 2 fungsinya untuk mengaduk lebih
rata adonan yang dihasilkan oleh mixer 1 supaya adonan tersebut dapat
dimasukkan kedalam dounht sheet roller.
3. Doungt sheet combining machine terdiri
dari 2 buah roller yang berfungsi untuk mengatur supaya ketebalan dari
adonan mie dapat diproses kembali menuju ke continuos roller, dimana ketebalan
antara adonan yang satu dengan yang lain tidak sama untuk menuju ke ketebalan
yang lebih tipis.
4. Continuos press roller ini juga
digerakkan oleh motor untuk mengatur ketebalan dari lembaran adonan yang akan
di bentuk menjadi mie. Continuos press rollerterdiri dari 6 buah roller yang
berfungsi untuk mengatur ketebalan adonan secara bertahap dari satu roller
menuju roller seterusnya supaya menjadi lebih tipis, sehingga dapat dimasukkan
menuju ke roller yang berbentuk sisir, yang juga merupakan bagian dari ke 6
yang dimaksud, sehingga dapat membuat adonan menjadi mie.
5. Steamer conveyor untuk mensteam adonan
yang sudah dalam bentuk mie yang kemudian di angkut dengan menggunakan konveyor
menuju ke bagian steamer. Konveyer digerakkan oleh motor yang kecepatan diatur
sesuai dengan putaran roller dari adonan setelah selesai dari proses adonan
maka diteruskan menuju proses pemotongan ‘cutting’ yang dipotong sesuai dengan
ukuran yang diinginkan.
6. Transport adalah sarana yang
digerakkan dengan menggunakan konveyor yang mengangkut hasil pemotongan yang
sudah berbentuk mie sesuai dengan ukuran yang diinginkan kemudian dimasukkan
kedalam wadah masing-masing sesuai ukuran yang ada. Dalam hal ini yang berperan
adalah kecepatan motor harus sangat sinkron kdengan yang lain, suppaya mie
tersebut jatuh tepat pada wadah yang telah disediakan.
7. Fryer adalah pengorengan yang
menggunakan minyak kelapa sebagai media penggorengan. Mie yang masuk kebagian
transport yang telah disediakan dicelupkan kedalam minyak penggorengan.
8. Cooling adalah tempat untuk mendinginkan
hasil produksi berupa mie yang keluar dari penggorengan dengan memakai
kipas sebagai pendingin.
9. Noodle transfer device adalah media tempat pembagian mie yang telah
didinginkan untuk diteruskan menuju proses pembungkusan dengan menggunakan
mesin packaging yang terbagi menjadi beberapa jalur yang berfungsi untuk supaya
mie yang akan dibungkus dapat secara satu persatu masuk ke dalam mesin
pembungkus ( wrapping machine ).
>>> Satu
produk yang di hasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Supermi adalah merek mi instan terpopuler ketiga di Indonesia,
diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Diluncurkan pada tahun 1968 oleh Sudono Salim sebagai
mi instan serbaguna, lalu pada tahun 1976 Supermi hadir
dengan Rasa Kaldu Ayam. Supermi merupakan mi instan yang diluncurkan sebelum Indomie untuk
mi instan serbaguna dan sesudah Indomie untuk mi instan dengan bumbu.
Di Indonesia, sebutan "Supermi" juga umum dijadikan istilah
generik yang merujuk kepada mi instan. Pada tahun 2008, diluncurkanlah
Supermi Go, hadir dengan tiga rasa, yaitu GoBang, GoSo dan GoKar. Pada tahun 2010-2011, Supermi dipilih
sebagai sponsor dalam ajang Indonesia Mencari Bakat di Trans TV.
Pada tahun 2013, Supermi meluncurkan rasa baru yaitu Supermi Rasa Ayam Spesial
dengan kaldu ayamnya lebih mantap lengkap dengan bawang goreng dan saus cabe.
>>> Pengolahan
Limbah Dan Pelestarian Lingkungan
Limbah yang dihasilkan dari industri mie adalah limbah gas, limbah cair
serta limbah padat.
1. Limbah Gas Limbah gas
berasal dari asap pabrik yang ditimbulkan oleh proses produksi yang ada di
dalam ruangan (ruang produksi) dan di luar ruangan (cerobong boiler). Limbah
gas ini sangat berbahaya apabila sampai terhirup oleh manusia dan
mencemari udara. Jika terhirup oleh manuasia akan mengganggu kesehatan pada
peredaran darah dan saluran pernafasan.
2. Limbah cair Limbah
cair industri mie instan dihasilkan oleh mesin proses produksi yaitu boiler dan
cleaning, dan limbah yang dihasilkan dari penggorengan berupa minyak goreng
kotor/bekas. Hasil buangan ini tidak beracun, namun kadar BOD dan COD yang
terkandung dalam air menjadi berkurang dan menebabkan penurunan kualitas air.
Limbah cair mie instant terdiri dari limbah cair organic berbasis bahan baku
olahan dari pertanian, seperti tepung terigu(mengandung karbohidrat, protein,
vitamin, dan mineral) dan minyak kelapa (mengandung asam lemak diantaranya laurat,
palmitat, dan oleat) yang terlarut dalam air limbah.
3. Limbah padat Limbah
padat dari mie instan tidak berbahaya, namun banyak bahan yang sulit terurai
dilingkungan terutama plastik yang dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar
seperti kemasan bahan baku dan bahan penolong, afkir kemasan produk dan limbah
domestik, selain plastik limbah padat yang dihasilkan juga seperti
potongan adonan, mie yang kadaluarsa.
Dalam rangka mengatasi permasalahan limbah cair di industri mie instant,
salah satu perusahaan di Indonesia menerapkan sistem IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah). Sistem IPAL belum sepenuhnya dapat mengatasi pencemaran
air, karena air dari IPAL hanya digunakan untuk menyiram tanaman disekitar
pabrik. Padahal limbah industri mie masih harus diubah karakteristiknya sebelum
dibuang kelingkungan karena belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Pada sebuah penelitian yang melakukan penelitian pada limbah cair industri
mie instant metode bak aerasi seed sludge. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut menyebutkan, bahwa jumlah urea yang ditambahkan dalam metode seed
sludge berpengaruh terhadap penurunan kadar BOD dalam limbah cair mie instant.
Konsentrasi urea optimum pada pembuatan seed sludge yaitu sebesar 0,14 M,
hasilnya bias dilihat setelah tiga hari dengan penurunan sekitar nilai MLSS
sebesar 2528,8 mg/l dan SV30 sebesar 60,5 % sedangkan nilai BOD3 sebesar 241,92
mg/l, DO sebesar 7,7027 mg/l.
Limbah padat diatasi dengan cara pemilihan jenis limbah, yaitu limbah
plastik dan limbah yang mudah terurai. Limbah plastik diserahkan kepada tempat
pembuangan sampah untuk dikelola menjadi plastik, sedangkan limbah yang mudah
terurai seperti potongan mie, dan mie yang kadaluarsa diserahkan ke pihak
ketiga yaitu ke pengolahan pakan ternak. Limbah udara dapat diminimalkan dengan
selalu mengecek emisi buangan dari pabrik dengan perawatan secara berkala dan
pengecekan uji emisi gas buang, agar gas buang dari pabrik tidak melewati
baku mutu yang berlaku.
Limbah padat dari industri mie instan seperti plastik dapat dimanfaatkan
untuk diolah kembali menjadi plastik, dan dibuat kerajinan tangan.sedangkan
potongan mie serta mie kadaluarsa dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Limbah
potongan-potongan mie ini memiliki kandungan sama dengan pakan ikan yaitu
banyak mengandung karbohidrat, maka dari itu limbah indusrti mie instan perlu
dimanfaatkan untuk pembuatan pakan ikan. Selain itu, Nilai nutrisi yang
terkandung dalam limbah industr ini adalah kandungan lemaknya.Lemak dalam
limbah mie instan biasanya berasal dari minyak kelapa sawit, yang diduga
memiliki FFA rendah, karena untuk konsumsi manusia.
Keunggulan limbah industri mie dibandingkan dedak padi adalah kandungan
serat kasarnya.Kandungan asam amino limbah industri mie instan juga tidak jauh
berbeda dengan asam amino dalam terigu, sehingga diharapkan dapat digunakan
dalam pakan ikan sebanyak 10 -15%, atau menggantikan tepung terigu. Selain
pakan ikan, limbah padat mie instant ini juga disarankan untuk pakan ternak,
namun penggunaan limbah mie instant melebihi 30% dapat berpengaruh terhadap
berat karkas (berat ternak setelah dipotong) dari ternak Limbah cair dari
industri mie instan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman apabila kualitasnya
sudah diperbaiki.
Selain itu, Dapat pula dijadikan sebagai bahan baku pengolahan sabun,
karena karakteristik limbah cair mie yang mengandung 55% minyak. Pembuatan
sabun dari limbah cair ini sama dengan pembuatan sabun dari minyak-minyak
lainnya, dengan penambahan kaustik soda dengan perbandingan 1;5 maka akan terbentuk
sabun dengan dua bentuk fisik yang berbeda warna.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar